MANUSIA SEBAGAI
PRIBADI
Berbicara mengenai manusia
bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana untuk dibicarakan, karna
manusia banyak memiliki keunikannya maka keunikan tersebut
dinyatakan sebagai kodrat manusia, ataupun sebaliknya, begitu banyak
permasalahan yang ditimbulkannya maka permasalahan merupakan masalah sekaligus
manusia mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dalam berbagai
kehidupan. Manusia sulit difahami dan dimengerti secara menyeluruh tetapi juga
manusia mempunyai banyak kekuatan-kekuatan spiritual yang mendorong seseorang
mampu bekerja dan mengembangkan pribadinya secara mandiri.
MANUSIA SEBAGAI
ANGGOTA MASYARAKAT
manusia dapat dikatakan
sebagai Anggota Masyarakat karena selalu hidup berkelompok atau berorganisasi
dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya
individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’,
‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita
tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta
memahami tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan
dalam struktur dan sistem sosial yang ada. Para sosiolog mengartikan masyarakat
sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan
kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan
nilai-nilai tertentu yang permanen.
MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK TUHAN
Manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai tujuan baik secara duniawi dan surgawi
kebahagiaan itu dicapai bila manusia semakin menyempurnakan dirinya. Maka
manusia secara bebas mengembangkan dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan
semakin baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya, segi rohani, jasmani,
pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi, religiositasnya. Semua segi itu
perlu dikembangkan secara seimbang. Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya
dapat tercapai bila dalam proses penyempurnaan itu ia menyempurnakan sesamanya
dan dunia tempat dia berada. Tanpa menyempurnakan mereka itu, manusia tidak
dapat menjadi semakin sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa manusia baru
akan menjadi lebih baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam
hidup ini dia berdamai dengan sesama manusia, dengan dunia alam ini, dan tentu
dengan Tuhan.
SIKAP HIDUP MANUSIA
Sikap
hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai
sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau
pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap
itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru
tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap
dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai
kemauan yang membentuknya.
Sikap
dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi
kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok
manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis.
Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut
juga sikap negatif.
Ada
tujuh sikap etis, yaitu :
-
sikap lincah – sikap arif
-
sikap rendah hati – sikap berani
-
sikap tenang – sikap halus
-
dan sikap bangga
Sikap
non etis atau sikap negatif, yaitu :
-
sikap kaku – sikap takut
-
sikap gugup – sikap kasar
-
sikap angkuh – sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap
ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik
bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.
PANDANGAN HIDUP
BAGI BANGSA INDONESIA
Bagi
bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut
sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut,
pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti :
1)
Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2)
Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
3)
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum,...........dll.
Walaupun
begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan
atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan makna
dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah
perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya
yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan
oleh sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya
merongrong dasar negara, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar